Tuesday, September 17, 2013

Midlife Crisis: From Fear to Relief

Hallo chocotalker.. Apa kabar?

Udah kangen nulis di sini, tapi apa daya kesibukan pekerjaan membuat gue harus sedikit jumpalitan untuk cari waktu nulis lagi *lebay* *serasa sekretaris presiden*

Hehehe.. sebetulnya kesibukan gue nggak separah itu sih.. hanya gue memang membatasi penggunaan komputer di kantor aja dan kalo udah pulang ke rumah, paling hanya internetan sebentar nonton youtube atau cek-cek info.. Yah, pegel juga soalnya, gue di kantor rata-rata dari jam 8.30 - 19.00, kerjanya cuma duduukkk aja di depan kompi (kecuali pas makan siang dan pas wira-wiri ke pantry/toilet).. So, kalo di rumah masih kudu manteng kompi lagi bisa-bisa muka eike jadi kotak haizz.. >.<

Hohoho cukup dulu ya ngelanturnya.. Back to topic, udah lama pengen ngebahas midlife crisis ini, dan sebenernya pengen posting panjang lebarr soal itu, dan itu juga sebabnya kenapa ketunda, karena gak kepengen lagi asyik-asyik nulis harus terputus.. walau pada akhirnya, mungkin tetap harus 'bersambung' *sigh*

Pertama denger teman ngebahas yang namanya midlife crisis, jujur aja degg kaget juga.. karena di saat itu, untuk pertama kalinya gue baru ngitung kalo umuran gue ini ya udah umuran paruh baya (dengan asumsi kasar life expectancy di usia 80-an.. bayanginn udah termasuk umur panjang ya itu 80, kalau 70, ya berarti usia paruh baya gue udah lewat :D)

Ya, gue kaget karena selama ini ngga pernah kepikiran sama sekali ke arah sana, dan sebelumnya ngebayangin kalau orang yang disebut paruh baya itu umurnya 50-an (dari mana juga ya angka 50 itu, secara yang umurnya sampai 100 kan jarang, ya..)

Jadi, asal-muasalnya gue dan teman gue ngebahas soal midlife crisis ini tuh pas gue sama dia lagi chatting, ngomongin tentang teman kita yang lain, yang sepertinya lagi kena midlife crisis.. dan setelah ngobrol-ngobrol lebih lanjut, rasa-rasanya, problem si teman lain ini kok mirip-mirip ya sama gue.. Beda case sih, pasti, tapi yah kita di fase yang mirip..

Toengg.. baru lah gue 'tercelikkan' soal kegelisahan gue selama ini.. Boleh dibilang ngga ada masalah besar yang pelik banget dalam hidup gue, tapi yahh ada beberapa issue yang membuat gue rasanya struggling banget.. Gue bahkan suka galau sendiri wondering why I sometimes feel so miserable about my life..

Akhirnya kegalauan gue sedikit terjawab lewat percakapan sore itu.. Gue seperti mendapat kelegaan waktu gue dan teman gue ngebahas lebih lanjut soal 'kesepian'.. Gue waktu itu sempat komentar tentang usahanya si X (teman kita yang lain itu), yang masih terus berkembang.. saat itu, gue pikir X should be fine, karena dia toh punya 'sesuatu' yang dia bangun dan kembangkan, perhaps it can give him a sense of fulfilment, kira-kira begitu.. then teman chatting gue itu langsung menyergah, 'What does it (his business) have to do with loneliness?'

Degg.. waktu teman gue bilang gitu, gue merasakan ada sesuatu yang beresonansi di lubuk hati gue yang terdalam *halah* When it comes to find the meaning of life (maksudnya merasakan hidup ini bermakna), achievement and relationship are two different things.. When we feel empty and lonely dalam hal relationship, kesibukan atau achievement mungkin bisa membuat kita melupakannya untuk sesaat, tapi nggak serta merta mengisi kekosongan itu..

Jadi, apa sih sebenernya midlife crisis itu?

Berhubung (lagi-lagi) masalah waktu, posting ini harus gue lanjutin next time.. so kita obrolin lagi di posting selanjutnya, ya..

*Image courtesy of http://practicallyenlightenedyou.com


No comments:

Post a Comment