Friday, July 31, 2015

"Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja"

Apa makna dari pepatah kuno diatas?

Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu / masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam.

Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.

Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. “Mental baja” adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.

Mengapa demikian?

Orang yang seperti ini (bernental baja) selalu menganggap bahwa, masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik. Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu.

Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.

Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!

Jika kita adalah “baja”, kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita. Sebaliknya jika kita “kaca” maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita.

God bless... ;-)

*dikutip dari ruang cakap maya bersama beberapa orang teman.*

Friday, May 8, 2015

Kabar Baik dan BPJS

Khabar baik bagi yg blm punya BPJS atau Asuransi manapun:

BPJS GRATIS DARI SURGA
⌣ †⌣ †⌣ †⌣ †⌣ †⌣ †⌣ †⌣ †⌣ †

Apakah anda butuh BPJS gratis?
(Bersama Pencipta dan Juru Selamat).

KLINIK SURGAWI : Di buka 24 jam

Hati² dengan :
- KUMAN (kurang iman) &
- KUTU (kurang bersekutu)
Karena akan menyebabkan timbulnya :
- KUDIS (kurang disiplin) &
- GATAL (gagal total)
dalam hidup kita.

Obati segera & hubungi :
Prof. Dr. Ir. YESUS KRISTUS, SpPD
(Spesialis Pengampun Dosa)

Telpon di no 333 (Yeremia 33:3) :
“Berserulah kepada-KU, maka ΛKU akan menjawab engkau dan akan
memberitahukan kepadamu hal-
hal yang besar dan yang tiðak  terpahami, yakni hal-hal yang tiðak
kau ketahui.”

Atau fax di no 5015 (Mazmur 50:15) :
“Berserulah kepada-KU pada waktu
kesesakan, AKU akan meluputkan
engkau, dan engkau akan
  memuliakan AKU.”

Kalo udah sembuh jangan lupa hub 1032 (Mazmur103:2) :
“Pujilah TUHAN, hai jiwaku, ðaη
janganlah lupakan segala kebaikan NYA

Klinik SURGAWI di buka 24 jam, melayani pengobatan:
* Sembuhkan luka batin
* Hilangkan dendam, benci & kepahitan    hati.
- Buat hati nyaman & penuh ςintå  kasih.
- Mampu buat kita berkarya bagi
TUHAN & sesama.

Buktikan sekarang juga dengan DOA (Duduk Omong² Ama TUHAN)

Alamat Praktek:
Jl. Sumatera (sukacita-damai sejahtera),  di SURGA

Handphone Pribadi YESUS KRISTUS di no 119 (Lukas 11:9) :
Karena itu AKU berkata kepadamu:
Mintalah,mk akan diberikan kepadamu; 
carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”

Sebarkan kabar gembira ini buat  teman² lain, pasti banyak membantu...
Siapa menabur kesehatan, mereka pasti menuai kesehatan juga...!!!

Selamat menikmati BPJS gratis

·̵̭̌✽God Bless You all✽·̵̭̌

---

Sumber: Salahsatu grup cakap maya.
Note: Untuk yang sudah menuliskan dan membagikan berkat ini, ijin share, yaa..

Dan terimakasih sudah menjadi berkat buat banyak orang! God bless you! :)

Sunday, December 28, 2014

Tetap Percaya Pada Penyertaan Tuhan



Seringkali ada kemacetan rohani yang diijinkan Tuhan supaya kita jadi memiliki waktu untuk diam dan tidak dapat melakukan apa-apa selain bersama Tuhan. Saat dalam perjalanan menuju tahun yang baru, muncul pertanyaan-pertanyaan dalam hati mengenai :
- Apakah yang Tuhan katakan pada saya akan digenapi?
- Apakah janji-janji Tuhan tahun ini akan digenapi tahun depan?
- Benarkah Tuhan akan membuat jalan keluar tepat pada waktuNya?

Lukas 24:1-12
Sepanjang masa hidupNya di bumi, Yesus berkali-berkali menyatakan bahwa Dia akan menderita, disalibkan dan bangkit pada hari ketiga; namun murid-muridNya adalah yang pertama kali tidak percaya akan kenyataan ini (Lukas 24:11). Manusia sering lupa pada Firman Tuhan, ragu dan galau saat menghadapi realita kehidupan. Manusia sering lupa dan kurang percaya pada Firman Tuhan saat diperhadapkan pada kenyataan hidup yang terlihat. Jika pengalaman hidup kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan, hati kita dapat diliputi kekecewaan dan kekuatiran. Sekalipun kita memiliki pengetahuan akan Firman, cepat atau lambat kita akan menjauhi Kristus dan Firman Tuhan (Lukas 24:13) seharusnya kita mendekat dan lebih tertanam dalam komunitas orang percaya agar iman percaya kita boleh dikuatkan dan kita boleh makin melekat pada Kristus. Kristus menyertai kita senantiasa, namun apakah ada sesuatu yang menghalangi mata rohani kita hingga kita tidak dapat melihat penyertaan Kristus dalam hidup kita (Lukas 24:16)?

Sebuah kebenaran yang sederhana tidak dapat dipahami oleh murid-muridNya yang bersama Kristus secara fisik padahal secara logika seharusnya mereka tidak ragu dan tetap percaya saat Kristus tidak ada di dalam kubur karena sudah bangkit. Kita akan makin suntuk dan meragukan Kristus karena terlalu memikirkan pergumulan hidup. Pergumulan hidup yang dipikirkan terus-menerus akan menjadi berhala tersendiri yang kelak menghalangi kepercayaan kita pada penyertaan Kristus dalam segala fase hidup kita. Bukan pengetahuan akan Firman yang membuat kita beriman, namun benar-benar memahami dan hidup sesuai Firman lah yang menumbuhkan iman percaya kita. Murid-murid yang pernah tinggal bersama Kristus pun kurang percaya saat penggenapan rencana Allah terjadi karena mereka melupakan apa yang pernah difirmankan Tuhan (Lukas 24:25).

Kadang Tuhan berbuat seolah-olah akan meninggalkan kita saat di tengah perjalanan; Tuhan ingin kita mendesak Tuhan secara pribadi untuk tinggal menyertai kita (Lukas 24:28-29). Orang percaya tidak perlu melihat Yesus secara fisik karena penyertaan Kristus selalu terlihat dengan mata rohani (Lukas 24:31).

Bagaimana hubungan kita dengan Kristus? Apakah saat ini Kristus sudah terasa menjadi biasa dan hati kita sudah tidak berkobar-kobar seperti saat pertama kita lahir baru? Mari kita :
- renungkan firmanNya setiap hari, bukan karena program gereja, namun dari kerinduan hati.
- merenungkan kasih dan penyertaan Kristus setiap saat, termasuk hal-hal yang menurut kita sepele.

Jangan fokus pada masalah atau pergumulan hidup kita karena hal ini akan mengaburkan pandangan kita pada Janji Tuhan bagi hidup kita. Mari kita ingat-ingat kembali kebaikan dan penyertaan Tuhan karena kita tidak punya alasan untuk mengeluh, bersungut-sungut dan tidak mempercayai Tuhan. Mungkin kita mengalami pergumulan yang membuat kita menjauhi Kristus, namun kembalilah percaya karena asa rencana yang lebih besar yang akan digenapi setelah kita kembali kuat dalam penyertaanNya (Lukas 24:44-49).

Tuhan berkati.

Nusantara Indonesia




Dulu katanya
Indonesia bertanah subur dan berlaut kaya
Lempar pensil ke tanah, tumbuh jadi pohon
Anak laut tetap hidup bermodal kail dan jala

Dulu katanya
Indonesia bangsa besar berhikmat dan berpendidikan
Banyak pemuda asing datang untuk menuntut ilmu di sini

Namun realita sekarang
Indonesia tetap bangsa besar dengan alam yang kaya
Yang masih mencoba bangkit dari keterpurukan
Yang masih berusaha lepas dari cengkaraman tabiat korupsi

Apakah kita bangga dengan kewarganegaraan ini?
Ataukah kita bersungut-sungut atas status kita sebagai WNI?
Adakah kita masih menuntut kelayakan hidup sebagai rakyat Indonesia?
Ataukah kita memilih bertindak dan memberkati bangsa Indonesia
melalui segenap keberadaan kita; tanpa membedakan suku, agama, ras ataupun aneka alasan lainnya yang memecah persatuan Nusantara Indonesia?

Sekaranglah kesempatan bagi kita
Untuk menyelaras setiap beda yang ada
Untuk menyatukan segala cita dan visi
Hingga terwujud Nusantara Indonesia yang hebat dan disegani dunia

Sunday, November 2, 2014

Tuhan Mengerti Dan Tak Akan Tinggal Diam

Baru otw kantor nih.
Tuhan kita kreatif deh. Tadi pas jalan keluar, agak ragu antara ngojek dan ngangkot, antara cepet+adem+mahal atau lama+panas+murah. akhirnya milih ngojek karena udah mulai terik. Pas sampai di pangkalan, ditolaklah daku sama tukang ojek karena dia mau sarapan dulu. Dan saat itu juga lewatlah angkot yang ke arah kantor. So, naiklah angkot ini dengan hati bersyukur. Mungkin kejadian hari ini terlalu simpel, tapi makin diteguhkan aja bahwa :
Tuhan tau pergumulan hati kita, Tuhan mengerti kebimbangan hati kita dalam mengambil keputusan dan yang paling penting, Tuhan ga akan kasih tantangan yang melebihi kapasitas kita.
Maka melajulah angkot ini, duduk dengan posisi dekat jendela terbuka lengkap dengan angin semilir menyejukan bodi yang agak panas.
Praise God.

Thursday, September 25, 2014

Mengimani yang tidak kelihatan


Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."

~ 1 Korintus 2:9 ~

Saya pernah baca kutipan yang kurang lebih bunyinya: iman sejati berdiri di atas keragu-raguan. Masuk akal, bukan? Iman itu memercayai sesuatu yang tidak kelihatan, atau belum terbukti. Iman itu adakalanya memilih untuk tetap percaya, walau tidak ada alasan untuk percaya. Menurut pandangan saya pribadi, keraguan itu sah saja. Seorang Petrus pun pernah tenggelam ketika berjalan di atas air bersama Yesus, karena keyakinannya goyah di tengah jalan. Bahkan ketakutan Petrus sekali pun, yang membuatnya menyangkal Yesus, tidak menghalangi perjalanannya bersama Tuhan hingga ia menjadi pemimpin jemaat mula-mula.

Iman yang tidak pernah melalui keraguan justru berbahaya, karena ia tidak siap akan perubahan yang bisa menghancurkan segala pilar keyakinan seorang manusia yang terbatas. Ia tidak menyadari kerentanannya di ambang batas rasa aman yang dijanjikan 'dunia' (jaminan finansial, kebersamaan keluarga, kesehatan, atau apa pun itu). Bisa jadi, ia bahkan belum mengenal kasih karunia yang sesungguhnya.

Berteguh di dalam iman bukan hal yang mudah. Bahkan berisiko. Contoh sederhananya, bagaimana mungkin kita tetap mengimani Tuhan yang baik, bahkan mukjizat kesembuhan, sementara Alkitab sendiri, di satu bagian mengungkapkan bahwa tidak semua orang disembuhkan, sambil di bagian lain mengatakan bahwa '.. Yesus menyembuhkan mereka semuanya'. Bagaimana kita harus berdoa? Dengan berharap-harap cemas apakah kita termasuk kategori yang 'mungkin tidak disembuhkan' atau kategori 'mereka semuanya'? Apakah dengan keyakinan penuh, tetapi juga sadar bahwa semakin kita berharap akan sesuatu, semakin dalam kekecewaan kita jika harapan kita tidak dipenuhi? Bukankah itu sebuah paradoks?

Dalam perjalanan hidup saya, tidak ada yang lebih memedihkan hati daripada melihat orang tua terbaring sakit dan menderita hingga akhir hidupnya. Ketiga orang tua saya (termasuk ibu tiri) kesemuanya adalah orang percaya, dan sepanjang hidupnya telah memperlihatkan integritas orang percaya yang hidupnya selaras dengan kebenaran. Ibu kandung saya meninggal relatif cepat setelah diharuskan menjalani cuci darah. Ayah saya bertahan lebih lama dengan kondisi gagal ginjal dan menjalani cuci darah seperti ibu kandung saya. Namun, tidak seperti ibu kandung saya yang cepat melemah secara fisik dan mental, iman ayah saya terus menyala-nyala, bahkan sementara kondisinya menurun, beliau tetap mengimani kesembuhan dari Tuhan. Suatu hari beliau menyatakan impiannya kembali mengemudikan mobil jika Tuhan menyembuhkan beliau. Demikian halnya dengan ibu tiri saya, yang mengimani firman yang mengatakan: '.. Masa hidup kami 70 tahun dan jika kami kuat, 80 tahun..'

Tidak ada yang lebih memedihkan hati daripada melihat ibu kandung saya menderita dengan kondisi tubuh yang kurus, lemah, berbicara menceracau karena level ureum di dalam darah yang tinggi, dengan luka lebar menganga di bagian bawah punggungnya karena terlalu lama berbaring. Dan akhirnya melihat tubuhnya didorong di atas brankar dengan cairan warna coklat mengalir di selang yang keluar dari tubuhnya yang tidak bernyawa lagi. Tidak ada yang lebih mengusik tanda tanya tentang iman dan mukjizat daripada ironi iman akan kesembuhan yang dijawab dengan kematian, seperti terjadi pada ayah saya setelah terbaring koma beberapa hari. Tidak ada yang lebih menyesakkan selain ketika saya menggenggam tangan ibu tiri saya yang menahan rasa sakit yang hebat saat suster membersihkan luka yang begitu dalam akibat kanker. Ibu yang begitu setia melayani, ibu yang tidak henti-hentinya mengatakan, 'Tuhan Yesus baik' hingga hari-hari terakhir hidupnya. Ibu yang mengimani umurnya akan mencapai 70-80 tahun. Tidak ada yang meninggalkan rasa hampa yang janggal dan nyaris tak dikenali selain ketika saya melihat tubuhnya terbujur kaku di usia 64 tahun, sebelum suster memindahkannya dari tempat tidur ruang rawat inap untuk dimandikan.

Siang itu, hampir 8 tahun yang lalu, otak saya berputar, berusaha memproses apa yang telah terjadi. Apakah artinya iman dan percaya? Saya terus berusaha menemukan jawaban. Sepertinya saya bahkan tidak memercayai Tuhan lagi saat itu. Akan tetapi, setelah sekian lama bertanya jawab dengan diri saya sendiri, akhirnya saya menemukan jawaban yang cukup melegakan. Bukan karena jawaban itu membawa pencerahan, tetapi setidaknya itu jawaban sederhana yang paling masuk akal. Baiklah. Kalau beliau (ibu tiri saya) memang harus menderita kanker hingga menemui ajalnya, adalah lebih baik beliau melalui hari-hari terakhirnya dengan hati yang terhibur dan berpengharapan, dengan keyakinan akan kebaikan Tuhan yang beliau imani, daripada beliau harus menghabiskan hari-hari terakhirnya dengan amarah, frustrasi, penderitaan fisik yang hebat dan rasa tidak terima, dipenuhi kesesakan dan kesengsaraan batin. Saya membayangkan betapa buruknya alternatif yang kedua itu! At least, this is a better way to leave this perishable world, despite all her pain and illness. She passed away peacefully. Dengan segala paradoks dan keanehannya, adakalanya iman justru jawaban yang paling masuk akal.

Hari-hari ini saya tengah mengalami kegundahan yang amat familiar tetapi sulit saya ungkapkan. Saya amat bahagia, dan saya mengalami begitu banyak berkat yang membuat hidup saya begitu menyenangkan. Bahkan bulan-bulan ini adalah bulan-bulan paling bahagia dalam seumur hidup saya, setidaknya mungkin semenjak kepergian ibu kandung saya, yang diikuti masa tempaan dan pergumulan yang panjang. Untuk beberapa waktu, saya bisa mencicipi kelegaan dan ketenangan. Dan saya sadar betapa jauhnya Tuhan telah bekerja memulihkan saya. Namun, di sisi lain, ada sebuah rongga yang membuat saya merasa tidak pernah utuh. Dan saya letih berjalan dengan 'ketimpangan' itu. Saya letih bernegosiasi antara harapan, kenyataan, dan tarik-ulur di antara keduanya. Saya letih berpegang pada apa yang tidak kelihatan.

Saya tahu saya harus membangun jembatan iman untuk meloncat ke tanah perjanjian, dan saya harus terus melangkah di atas sungai ketidakpastian yang mengalir di bawahnya. Di tengah perjalanan jembatan itu kian bergoyang-goyang, dan semakin saya berusaha meyakinkan diri akan bilah-bilah kokoh yang tengah saya tapaki, semakin bilah-bilah itu terlihat rapuh dan tidak meyakinkan. Namun, keindahan kota baru di seberang sana terus memanggil. Dan entah bagaimana, saya merasa genggaman tanganNya kian erat dan hangat. 'Jangan takut, anakKu, Aku akan menggandeng tanganmu erat-erat sampai di seberang.'

Monday, September 1, 2014

Metamorfosis

Waktuku hampir tiba
Aku sudah melihat cahaya itu
Aku harus segera keluar
Namun aku begitu terikat
Kepompong ini sangat ketat
Dan aku tak mampu bergerak menerobos

Bolehkah aku menyerah sekarang?
Dengan sisa nafas ini kuberdoa
Biar kehendakMu yang terjadi
Aku tak mampu bergerak menuju cahaya itu
Namun waktuku sudah tiba
Jika aku berlambat, maka maut pun telah menanti

Sayapku begitu lemah
Aku tertatih beringsut menuju cahaya itu
Bolehkah aku menyerah sekarang?
Aku nyaris kehabisan tenaga
Namun aku harus segera keluar
Oksigen akan menguatkan sayap basah ini
Oksigen akan mengembangkan sayap ini
Dan aku pasti mampu terbang dalam wujudku yang baru

Tuhan,
Aku mohon bukalah jalan keluar kepompong ini
Sambil berdoa, kucoba bergerak lagi
Dengan harapan agar kali ini aku dapat meraih cahaya itu