Thursday, August 28, 2014

Taka Bonerate

Well, trip kali ini sebenarnya terhitung ‘nekat’ karena pada waktu nama tempat itu terukir di inbox terdengar asing pada awalnya.

TAKA BONERATE -  nama yang asing - salah satu keindahan alam ciptaan Yang Esa di Indonesia bagian Timur - pertama kali terlintas di pikiran adalah bayangan suatu tempat atau pulau yang dikelilingi oleh keindahan alam khas pantai Indonesia nan eksotik.

Perjalanan dari Bandara Sultan Hassanudin terbilang cukup jauh dengan jarak tempuh 6 jam dengan menggunakan mobil. Waktu menunjukkan pk. 6 pagi saat kami tiba di Pelabuhan Bira menunggu datangnya Ferry KMP Bontobaharu yang akan mengantarkan kami menyeberang ke Pulau Selayar.

Semburat matahari menyeruak awan mengusir kegelapan menciptakan siluet campuran warna jingga di temani dengan sosok kapal pinisi yang berdiri dengan kokoh di tengah balutan udara pagi nan sejuk.












Dua jam kemudian datanglah kapal Ferry yang kita tunggu-tunggu  yang akan membawa kita membelah lautan menuju Pulau Selayar. Perjalanan memakan waktu hampir 3 jam yang kemudian disusul dengan perjalanan darat menuju Wisma PKK tempat kita akan menginap di Pulau Selayar.
Tak sempat merebahkan diri, kami langsung di bawa ke pantai di Bantaeng, tempat kami menghabis kan waktu sebelum kami beristirahat sejenak, karena pagi-pagi sekali kami akan menyeberang menuju Pulau Tinabo.


Taka Bonerate adalah kumpulan pulau-pulau yang dilindungi oleh pemerintah setempat, terkenal dengan nama Taman Nasional Taka Bonerate. Taka sendiri menurut pemandu wisata kami artinya adalah Pulau.
Dari banyaknya pulau Taka Bonerate, kami mengunjungi beberapa Pulau diantaranya Pulau Tinabo, Pulau Latondu, Pulau Manta.
Keindahan alamnya sangat menakjubkan, terumbu karang yang indah serta air yang masih jernih sangat berbeda sekali ketika saat berkunjung di kepulauan Jawa.

Tinabo resort tempat kita menginap terletak di Pulau Tinabo, pulau yang tidak berpenghuni yang hanya di jaga oleh pekerja pelindung Taman Nasional dan polisi hutan.
Sepenggal pulau yang dipenuhi oleh pasir putih dan dikelilingi oleh hamparan air yang bening membuat kami seperti terhilang dari peradaban hiruk pikuk kota metropolitan, ditambah dengan rendahnya frekuensi signal menambah pekat kesunyian. :) 








Sapaan ramah dari sang mentari bisa kita rasakan saat pagi maupun saat petang, ramah, hangat, sejuk dan menawan – yang sulit kita dapatkan pada rutinitas hari saat mendulang aktivitas.












Terumbu karang yang memukau mata, baby shark yang lucu dan menggemaskan – tapi juga mencemaskan apabila kita kena gigit – dan juga pemandangan ikan-ikan lain di sepanjang spot spot snorkeling dan diving.
Well, semua perjalanan panjang dan melelahkan terbayar dengan keindahan dan keunikan Takabonerate, mungkin saja suatu saat bisa kembali menyapanya.

Additional kunjungan singkat - Makassar

Karena perjalanan kami harus melewati Makassar, maka tak pelak lagi hasrat untuk mengunjunginya menumpuk di angan-angan, segeralah kami bermalam di dekat pantai Losari, tempat di mana masyarakat Makassar berkumpul sekedar melihat-lihat atau berbelanja di seputar pantai, muda mudi pun bercengkerama di tengah keramaian manusia.

Makassar sarat dengan kebudayaan suku Bugis dan suku Makassar, begitupun kulinernya. Karena hanya kunjungan singkat kamipun tidak membuang waktu untuk segera mencoba berbagai makanan di Makassar seperti : coto Makassar, Jalang Kote, Palu Butung, dan ikan bakar yang masih segar dan manis rasanya, pisang epek dan berbagai makanan khas lainnya. Tak lupa oleh-oleh sebelum kembali ke Jakarta menambah berat barang bawaan kami.

All is worth, kelelahan tergantikan dengan kenikmatan yang tidak ternilai yang diraup oleh masing-masing penyuka alam. 

"The world is a book and those who do not travel read only one page" St. Agustine

Sunday, August 17, 2014

Dirgahayu Indonesia

Apakah kita bangga dengan kewarganegaraan ini?
Ataukah kita bersungut-sungut atas status kita sebagai WNI?
Adakah kita masih menuntut kelayakan hidup sebagai rakyat Indonesia?
Ataukah kita memilih bertindak dan memberkati bangsa Indonesia melalui segenap keberadaan kita; tanpa membedakan suku, agama, ras ataupun aneka alasan lainnya yang memecah persatuan bangsa ini?

Dirgahayu Indonesia.