Sunday, December 28, 2014

Tetap Percaya Pada Penyertaan Tuhan



Seringkali ada kemacetan rohani yang diijinkan Tuhan supaya kita jadi memiliki waktu untuk diam dan tidak dapat melakukan apa-apa selain bersama Tuhan. Saat dalam perjalanan menuju tahun yang baru, muncul pertanyaan-pertanyaan dalam hati mengenai :
- Apakah yang Tuhan katakan pada saya akan digenapi?
- Apakah janji-janji Tuhan tahun ini akan digenapi tahun depan?
- Benarkah Tuhan akan membuat jalan keluar tepat pada waktuNya?

Lukas 24:1-12
Sepanjang masa hidupNya di bumi, Yesus berkali-berkali menyatakan bahwa Dia akan menderita, disalibkan dan bangkit pada hari ketiga; namun murid-muridNya adalah yang pertama kali tidak percaya akan kenyataan ini (Lukas 24:11). Manusia sering lupa pada Firman Tuhan, ragu dan galau saat menghadapi realita kehidupan. Manusia sering lupa dan kurang percaya pada Firman Tuhan saat diperhadapkan pada kenyataan hidup yang terlihat. Jika pengalaman hidup kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan, hati kita dapat diliputi kekecewaan dan kekuatiran. Sekalipun kita memiliki pengetahuan akan Firman, cepat atau lambat kita akan menjauhi Kristus dan Firman Tuhan (Lukas 24:13) seharusnya kita mendekat dan lebih tertanam dalam komunitas orang percaya agar iman percaya kita boleh dikuatkan dan kita boleh makin melekat pada Kristus. Kristus menyertai kita senantiasa, namun apakah ada sesuatu yang menghalangi mata rohani kita hingga kita tidak dapat melihat penyertaan Kristus dalam hidup kita (Lukas 24:16)?

Sebuah kebenaran yang sederhana tidak dapat dipahami oleh murid-muridNya yang bersama Kristus secara fisik padahal secara logika seharusnya mereka tidak ragu dan tetap percaya saat Kristus tidak ada di dalam kubur karena sudah bangkit. Kita akan makin suntuk dan meragukan Kristus karena terlalu memikirkan pergumulan hidup. Pergumulan hidup yang dipikirkan terus-menerus akan menjadi berhala tersendiri yang kelak menghalangi kepercayaan kita pada penyertaan Kristus dalam segala fase hidup kita. Bukan pengetahuan akan Firman yang membuat kita beriman, namun benar-benar memahami dan hidup sesuai Firman lah yang menumbuhkan iman percaya kita. Murid-murid yang pernah tinggal bersama Kristus pun kurang percaya saat penggenapan rencana Allah terjadi karena mereka melupakan apa yang pernah difirmankan Tuhan (Lukas 24:25).

Kadang Tuhan berbuat seolah-olah akan meninggalkan kita saat di tengah perjalanan; Tuhan ingin kita mendesak Tuhan secara pribadi untuk tinggal menyertai kita (Lukas 24:28-29). Orang percaya tidak perlu melihat Yesus secara fisik karena penyertaan Kristus selalu terlihat dengan mata rohani (Lukas 24:31).

Bagaimana hubungan kita dengan Kristus? Apakah saat ini Kristus sudah terasa menjadi biasa dan hati kita sudah tidak berkobar-kobar seperti saat pertama kita lahir baru? Mari kita :
- renungkan firmanNya setiap hari, bukan karena program gereja, namun dari kerinduan hati.
- merenungkan kasih dan penyertaan Kristus setiap saat, termasuk hal-hal yang menurut kita sepele.

Jangan fokus pada masalah atau pergumulan hidup kita karena hal ini akan mengaburkan pandangan kita pada Janji Tuhan bagi hidup kita. Mari kita ingat-ingat kembali kebaikan dan penyertaan Tuhan karena kita tidak punya alasan untuk mengeluh, bersungut-sungut dan tidak mempercayai Tuhan. Mungkin kita mengalami pergumulan yang membuat kita menjauhi Kristus, namun kembalilah percaya karena asa rencana yang lebih besar yang akan digenapi setelah kita kembali kuat dalam penyertaanNya (Lukas 24:44-49).

Tuhan berkati.

Nusantara Indonesia




Dulu katanya
Indonesia bertanah subur dan berlaut kaya
Lempar pensil ke tanah, tumbuh jadi pohon
Anak laut tetap hidup bermodal kail dan jala

Dulu katanya
Indonesia bangsa besar berhikmat dan berpendidikan
Banyak pemuda asing datang untuk menuntut ilmu di sini

Namun realita sekarang
Indonesia tetap bangsa besar dengan alam yang kaya
Yang masih mencoba bangkit dari keterpurukan
Yang masih berusaha lepas dari cengkaraman tabiat korupsi

Apakah kita bangga dengan kewarganegaraan ini?
Ataukah kita bersungut-sungut atas status kita sebagai WNI?
Adakah kita masih menuntut kelayakan hidup sebagai rakyat Indonesia?
Ataukah kita memilih bertindak dan memberkati bangsa Indonesia
melalui segenap keberadaan kita; tanpa membedakan suku, agama, ras ataupun aneka alasan lainnya yang memecah persatuan Nusantara Indonesia?

Sekaranglah kesempatan bagi kita
Untuk menyelaras setiap beda yang ada
Untuk menyatukan segala cita dan visi
Hingga terwujud Nusantara Indonesia yang hebat dan disegani dunia