Wednesday, February 19, 2014

Habis Manis, Sepah Dibuang



Rasanya menyakitkan jika kita yang menjadi korban seperti yang digambarkan oleh peribahasa yang menjadi judul artikel ini namun kadang secara tidak sadar kita melakukannya terhadap sesama kita.
Siapakah yang saat ini hampir terbuang dari keseharian kita? Mari kita ingat siapakah yang pernah memberikan pertolongan yang sangat berarti dan mengubahkan hidup kita. Apakah kita masih berkomunikasi dengan orang tersebut? Pernahkah orang tersebut membutuhkan pertolongan kita namun kita tidak memberikannya?

Mungkin pertanyaan-pertanyaan di atas terlalu ekstrim, namun bolehkah kita renungkan siapakah kawan lama yang terakhir kita ajak komunikasi? Mungkin teman sekolah atau teman kampus kita? Apakah kita mengetahui pergumulan apa yang saat ini tengah dihadapi oleh teman sebangku kita semasa SD? Kapankah terakhir kali kita bertegur sapa dengan mereka? Kapan terakhir kali kita menikmati arti ketulusan persahabatan bersama mereka? Ataukah kita terlalu sibuk untuk itu?

Hidup di masa sekarang memang membutuhkan kecepatan tinggi dalam melakukan segalanya namun mari kita coba berhenti sebentar dan mulai menyirami tanaman persahabatan yang dulu pernah kita sayangi. Sebaris pesan singkat, seuntai senyum, bertegur sapa di telepon atau mungkin kunjungan singkat seorang sahabat lama mungkin tidak akan mengorbankan banyak energi kita namun kita tidak akan pernah tau betapa besar artinya itu semua jika dilakukan dengan hati tulus untuk mereka yang dilanda kesendirian.

Mereka yang tengah dilanda kesendirian sangat rentan untuk terikat dalam kebiasaan mengasihani diri sendiri, terbenam dalam rasa merana dan tidak diperhatikan. Seberapa sering kita bertemu dengan orang-orang seperti ini selama ini?

Mari kita mulai bertindak memberi warna dalam kehidupan mereka. Kita dapat mengawalinya dengan mulai menghubungi kawan-kawan yang belasan tahun tidak pernah bertegur sapa lagi dengan kita. Mari kita bertindak terlebih dulu untuk menjembatani kesunyian yang selama ini menghalangi komunikasi kita dengan mereka.

Jika di saat ini kita tengah dikelilingi para sahabat, ingatlah selalu hari ini saat suatu hari nanti ujian datang melanda hubungan persahabatan kita. Bersabarlah dan tetap menerima kelemahan sahabatnya serta berdoalah mendukung pemulihan para sahabat kita.

Jika saat ini kita yang dilanda kesendirian, mari kita mulai berinisiatif untuk bergerak terlebih dulu. Berhenti menunggu diperhatikan dan mulai aktif memberikan perhatian serta kasih tulus kita. Berhenti mengeluh dan mulai latih kepekaan kita untuk menemukan siapa orang yang dapat kita berkati dengan kasih persahabatan yang tulus.

"Habis Manis, Sepah Dibuang" biarlah tetap menjadi peribahasa yang mengingatkan kita untuk selalu menghargai para sahabat yang pernah hadir dalam hidup kita. Jika kita sudah tidak dapat mempertahankan persahabatan yang pernah ada, setidaknya jadikan memori persahabatan tersebut sebagai harta bagi jiwa kita.
Selamat menjalin persahabatan.

*Image courtesy of beritasejagat.com

No comments:

Post a Comment