Friday, April 4, 2014

Marketing 3.0 di Khotbah Minggu

Cuma teringat lagi khotbah di gereja minggu terakhir kemarin. Jadi saat itu khotbah yang dibawakan mengenai Tuhan Melihat Hati.

Dalam kesempatan itu, pendeta yang membawa firman mengulik sedikit tentang marketing 3.0.

Apa itu marketing 3.0? Saya bertanya dalam hati. Entah baru dengar atau dulu sudah, tapi lalu lupa. :D

Ternyata setelah googling, kira-kira inti dari marketing 3.0 itu, dilakukan berdasarkan nilai-nilai universal, seperti kasih dan ketulusan. Jadi fokus perusahaan tidak hanya menjual produk, tidak juga hanya memuaskan dan membuat konsumen loyal. Lebih dari itu, membuat dunia menjadi lebih baik. Perusahaan melihat konsumen sudah secara holistic; tidak sekedar fisik, ataupun emosi dan rasio, namun keseluruhan; mind, body, spirit. Begitu kira-kira, yang berhasil saya cek.

Namun Chocotalker, kita ngga hanya penting mengetahuinya, ya. Sebagai mahluk sosial dan mungkin juga bersemangat entrepreneur, nilai-nilai itu tentu penting untuk diterapkan, karena tentunya mendukung hubungan baik kita dengan sesama dan juga diri kita sendiri. Iya.. dengan diri kita, karena dengan demikian kita akan bersikap tulus terhadap orang lain, sebagaimana terhadap diri sendiri. Jadi dalam berbisnis kita ngga men-set up pikiran dengan pola “yang penting gue untung, ngga peduli orang lain”. ;)

Sekedar teringat, dulu waktu saya masih SD, saya tertarik dengan supermarket. Kenapa? Dunia rasanya praktis. Tidak perlu lagi interaksi yang penuh basa basi. Barang tinggal ambil, bayar, lalu pulang. Begitu juga kalau saya yang jadi kasir, tinggal hitung, terima uang, bungkus barang konsumen, selesai. Hehe… Efek dari rasa malu atau terlalu membatasi diri dari pergaulan? *nyengir*

Yang jelas, makin ke sini saya makin sadar, mau setertib apapun sistem yang dibuat, tetap perlu pakai hati. Toleransi. Keikhlasan. Bentuk paling sederhana yang mudah diterapkan adalah senyum, meskipun pada orang yang sepertinya tidak penting.

Akhirnya, mungkin karena materi itu mulanya dari pendeta, saya menyimpulkan sendiri: Marketing 3.0 baru sukses diterapkan kalau manusia melakukannya setulus melakukan untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Gimana menurut kalian, Chocotalker? Tulis pendapat kalian di kolom comment yaa.. Thank you ;)

No comments:

Post a Comment